KEKERASAN DI MATA EKONOM DAN INVESTOR
Kekerasan terasa semakin marak pada beberapa tahun terakhir ini, dan sepertinya sukar dihentikan. Apa pasal dan masalah, oleh majalah GAMMA diangkat dari berbagai sudut: Budaya, Politik, Artis dan Ekonomi. Reporter Anda menyempatkan diri meliput yang ter-akhir: KEKERASAN DI MATA EKONOM dan INVESTOR. Tiga pembicara ditampilkan: Hasblalah M. Saat, tokoh masyarakat Aceh, Tokoh Poros Tengah dan Tokoh PAN; Suryani Motik, Ketua IWAPI; dan Ahmad Hambali, Wakil Koordinator Divisi Legal KONTRAS, Ketua Koalisi Pembela Kasus Tanjung Priok.
Ahmad Hambali
Ahmad Hambali dalam pembicaraannya mengungkapkan tentang arti kekerasan. Menurutnya, kekerasan pada tingkat yang se-derhana, terjadi sehari-hari melalui pembatasan ruang gerak individu. Misalnya anak ingin menggambar kuda. Guru memaksa menggambar sapi. Yang lebih luas lagi misalnya negara membatasi aktivitas politik, ini me-rupakan bentuk kekerasan juga.
Definisi kekerasan: perbuatan-perbuatan yang didalamnya terkandung pelanggaran hak-hak asasi manusia. Contohnya: penyiksaan, diskriminasi, dll.
Ada 3 hal dalam kekerasan:
- Kekerasan langsung: demonstrasi, dilakukan oleh polisi/tentara melawan buruh, menggunakan pentungan dan senjata.
- Kekerasan tidak langsung: upaya tidak langsung untuk membatasi ruang gerak. Misalnya dengan Undang-undang Unjuk Rasa: Aparat membubarkan unjuk rasa kalau tidak lapor terlebih dulu.
- Kekerasan Omission: kekerasan dibiarkan terjadi, baik kekerasan yang disengaja atau tidak disengaja. Misalnya di Timor Timur.
Ada 2 tipe kekerasan:
- Kekerasan horisontal, terjadi antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
- Kekerasan vertikal, terjadi dari negara kepada masyarakat.
Konflik-konflik horisontal misalnya di Aceh, negara gagal mengadakan pendekat-an dengan lebih beradab, dan menggu-nakan keke-rasan (verti-kal). Negara tidak bisa mengangkat menjadi horisontal.
Kekerasan masih terjadi di Indonesia. Fenomena yang terjadi di seluruh negara, dimana tentara dominan. Contoh August pinoche, ber-upaya untuk melakukan kudeta mengalahkan presiden Chili. Pinoche menggunakan kekerasan, dengan menggunakan politik militer.
Penting:
- Bagaimana tentara menempatkan dirinya menjadi tentara yang profesional.
- Jadi, bukan ketakutan sipil pada aktivitas tentara. Bagaimana aspek dinamis dipahami dengan komando militer. Argumentasi masyarakat: "kekuatan senjata" untuk menghadapi setiap aktivitas dihadap-annya.
- Konteks orang hilang, lebih luas dan kejam daripada pembunuhan. Orang hilang sangat berdampak psikologis. Kasus Priuk: 15 orang hilang. Aceh dan Timor Ti-mur: Ribuan orang hilang. Lampung: 20 orang hilang.
- Bagaimana kita mengupayakan dan mendesak terus negara untuk berhenti me-ngedepankan cara kekuatan untuk meng-hadapi masyarakat, menghindarkan tanggung jawab negara pada kasus-kasus ke-kerasan. Bila praktek-praktek kekerasan terjadi, pemerintah menghindar. Akhirnya ke-kerasan jadi budaya, demikian pula praktek-praktek ritualistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar